Erwin Sukiato Pimpin SAS Indonesia
Pernah menerima telepon dari call center bank yang menawarkan pinjaman kredit? Padahal, saat itu Anda tidak sedang membutuhkan bantuan finansial. Walhasil, Anda malah merasa terganggu dan menolak tawaran tersebut.
Hal ini akan sering terjadi bila suatu institusi keuangan enggan memanfaatkan business analytics (BA). Melalui BA, perusahaan dapat mengeksplorasi limpahan basis data dan statistik yang tersedia, untuk kemudian dianalisis secara kuantitatif, dan dibuatkan model prediksi guna memandu perencanaan bisnis ke depan.Solusi business analytics inilah yang disediakan SAS bagi kalangan enterprise.
SAS berdiri sejak 1976, tapi baru hadir di Indonesia sejak 11 tahun yang lalu. Saat ini, sekitar 20 klien telah merasakan manfaat dari solusi BA dari SAS, meliputi perbankan dan institusi pemerintahan.
Guna membantu memperkuat posisi SAS dan mempromosikan business analytics di Indonesia, SAS Indonesia telah menunjuk Erwin Sukiato sebagai Country Manager. Jabatan ini sebelumnya dipegang oleh Uday Mathkar.
Pilihan SAS jatuh kepada Erwin, mengingat rekam jejaknya di dunia software business yang sangat panjang. Erwin mempunyai pengalaman selama 22 tahun pada berbagai posisi manajerial di IBM Indonesia, Mincom, Oracle, dan PT Integrasi Teknologi.
Dalam pertemuan pertama dengan media tadi pagi (13/7) di kantornya, Erwin membeberkan tiga langkah pertamanya untuk mengembangkan SAS Indonesia. "Pertama, menggaet pelanggan baru melalui referensi dan kisah sukses. Kedua, membangun ekosistem yang baik. Ketiga, melakukan branding kepada pelaku enterprise tanah air," ucapnya.
Bagaimana contoh benefit dari implementasi BA?
Pilihan SAS jatuh kepada Erwin, mengingat rekam jejaknya di dunia software business yang sangat panjang. Erwin mempunyai pengalaman selama 22 tahun pada berbagai posisi manajerial di IBM Indonesia, Mincom, Oracle, dan PT Integrasi Teknologi.
Dalam pertemuan pertama dengan media tadi pagi (13/7) di kantornya, Erwin membeberkan tiga langkah pertamanya untuk mengembangkan SAS Indonesia. "Pertama, menggaet pelanggan baru melalui referensi dan kisah sukses. Kedua, membangun ekosistem yang baik. Ketiga, melakukan branding kepada pelaku enterprise tanah air," ucapnya.
Bagaimana contoh benefit dari implementasi BA?
Sebuah bank, misalnya, pasti memiliki basis data berupa saldo rekening nasabah, jumlah kartu yang dimiliki, frekuensi transaksi, profil keluarga, dan sebagainya. BA mampu menganalisis data tersebut, lalu menghasilkan prediksi para nasabah yang paling potensial untuk dijadikan calon pelanggan kartu kredit, pinjaman, atau asuransi.
"Sekarang, persaingan antarpenyedia kartu kredit sangat ketat. Fungsi kartu kredit kini layaknya kartu diskon. Untuk memenangkan kompetisi itu, institusi finansial harus memiliki diferensiasi," ujar Erwin. BA, ungkapnya, dapat membantu institusi menemukan faktor pembeda (diferensiator) tersebut.
"Sekarang, persaingan antarpenyedia kartu kredit sangat ketat. Fungsi kartu kredit kini layaknya kartu diskon. Untuk memenangkan kompetisi itu, institusi finansial harus memiliki diferensiasi," ujar Erwin. BA, ungkapnya, dapat membantu institusi menemukan faktor pembeda (diferensiator) tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar