Review Prolink PME200
Tak Perlu Ulur Kabel untuk Nonton
Teknologi short-throw projector memang telah menjembatani masalah display di ruang sempit tanpa terganggu oleh bayangan benda di antara layar dan projektor. Namun, jika ingin lebih leluasa, gunakan saja teknologi wireless media extender.
Sepasang perangkat mirip access point menjadi bagian utama dari paket produk ini, masing-masing berperan sebagai Sender (S) dan Receiver (R). Masing-masing memiliki 3 antena lepas-pasang yang mengindikasikan adopsi standar wireless 802.11n berkecepatan transfer data 100 Mbps.
Satu perangkat dihubungkan ke komputer presenter atau yang memutar film melalui kabel monitor analog tipe D-sub, sedangkan perangkat pasangannya dihubungkan ke layar monitor atau projektor.
Bagian depan PME200 memiliki tombol power (on-off), pemilih jenis input sumber display, serta pemilih kanal frekuensi. Jenis sumber display terpilih akan tampil pada lampu LED yang ada di bagian atas badan PME200. Demikian pula, kanal frekuensi yang terpilih akan ditampilkan pada salah satu dari empat lampu LED frekuensi.
Sementara itu, bagian belakang PME200 memuat port input/output audio, port D-sub analog VGA (dari kartu grafis komputer), 3 port video komposit (Component YPbPr dari perangkat semacam VCD-player, game console, atau televisi analog), port S-Video dari home theatre atau camcorder analog, serta port daya 12Volt/1Ampere.
Sewaktu dijalankan, perangkat Sender (S) dan Receiver (R) harus menggunakan kanal frekuensi maupun jenis sumber display yang sama. Pemilihannya dapat dilakukan dengan menekan tombol Source dan tombol Channels beberapa kali sampai lampu LED berposisi pada angka kanal frekuensi (maupun huruf jenis input sumber display yang diinginkan) dan sama dengan yang ada pada perangkat Receiver.
Setelah kanal frekuensi maupun jenis input sumber display antara perangkat Sender dan Receiver bersesuaian, proses handshaking akan terjadi. Setelah itu, kedua perangkat tersebut akan saling terhubung. Tampilan perangkat yang terhubung dengan perangkat Sender akan segera terlihat di layar perangkat display yang terhubung dengan Receiver.
Dalam pengujian yang kami lakukan, proses handshake sampai terbangunnya koneksi wireless berjalan secara cepat (kurang dari 5 detik). Demikian pula proses handshaking dalam jarak sekitar 10 meter (antara Sender dan Receiver), tidak terlihat adanya jeda waktu antara tampilan di layar Sender dan di display Receiver.
Kami juga mencoba menggunakan laptop bersistem operasi GNU/Linux distro Ubuntu 10.04 sebagai perangkat yang terhubung ke Sender. Ternyata PME200 tidak mengalami masalah dalam menampilkan layar secara wireless di layar monitor yang terhubung dengan Receiver.
***
Prolink PME200 merupakan solusi praktis untuk presentasi maupun menampilkan tontonan multimedia secara nirkabel. (Vincent Bayu Tapa Brata)
Spesifikasi Prolink PME200
Standar | 802.11n/b/g |
Jumlah kanal frekuensi | 4 (channel 3, 6, 9, 11) |
Kekuatan antena | 2 dBi |
Kekuatan output sinyal | 14-17 dBm |
Sensitivitas penerimaan sinyal | 75-86 dBm |
Video input | - Composite - S-Video - Component (YPbPr) - VGA |
Format & resolusi video | - Composite: NTSC, PAL, SECAM. - S-Video: NTSC, PAL, SECAM. - Component: 480i/p, 576i/p, 720p (50/60Hz), 1080i/p (50/60Hz). - VGA: 640 x 480, 800 x 600, 1024 x 768, 1280 x 768, 1280 x 1024 piksel. |
Input audio | Stereo dengan line-in jack 3,5 mm. |
Metode encoding | 48 KHz, 16-bit sampling. |
Dimensi | 179 x 106 x 23,5 mm |
Bobot | 366 gram |
Lampu indikator LED | - WLAN Status - 4 Wi-Fi Channels - 4 Video Sources Input |
Garansi | 1 tahun |
Kisaran harga | US$ 499 |
Situs web |
Kontak: Prolink Indonesia, telepon (021) 6283205, 70312233.
Plus : Aneka pilihan port input dan output (termasuk analog); standar wireless 802.11n; relatif tidak ada delay time.
Minus : Belum ada versi dalam bentuk USB wireless client.
Skor Penilaian
- Penggunaan : 4
- Feature : 3,75
- Kinerja : 4,25
- Harga : 3
- Skor Total : 3,8
- Penggunaan : 4
- Feature : 3,75
- Kinerja : 4,25
- Harga : 3
- Skor Total : 3,8
0 komentar:
Posting Komentar